Generasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu masa di mana kelompok manusia pada masa tersebut mempunyai keunikan yang dapat memberi ciri pada dirinya dan pada perubahan sejarah atau zaman.
Menurut Notosusanto, pengertian generasi itu sendiri sebenarnya lebih berlaku untuk kelompok inti yang menjadi panutan masyarakat zamannya, yang dalam suatu situasi sosial dianggap sebagai pimpinan atau paling tidak penggaris pola zamannya (pattern setter).
Di Indonesia, dianggap telah ada empat generasi, yaitu generasi ‘20-an, generasi ’45, generasi ’66, dan generasi reformasi (’98).
Suatu generasi harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pada zamannya, melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang ada dan akan ada, serta menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan dari pembangunan dan sumber daya-sumber daya tersebut.
Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem dan mekanisme pembangunan dalam keseluruhan yang melibatkan semua pihak, baik aparatur, peraturan, pengawas, maupun rakyatnya (grass-root).
Selain itu, diperlukan juga kajian-kajian sosial seperti ekonomi, kependudukan (demografi) dan ekologi untuk pendukungnya.
Cara pandang kita terhadap pengertian generasi, baik dari sisi terminologi maupun fakta dan persepsinya tidak dapat dilakukan dengan terlalu sederhana.
Dari generasi ke generasi selalu memunculkan permasalahan yang khusus dan pola penyelesaiannya akan khas pula tergantung faktor manusia dan kondisi yang ada pada zamannya.
Masing-masing generasi mencoba menjawab tantangan yang khas pada masanya dan seharusnyalah dipandang secara holistik (menyeluruh) untuk mempelajari dan mengkajinya.
Pemahaman tentang sejarah dan wawasan yang luas sangat mempengaruhi tantang penilaian dan persepsi terhadap keberadaan suatu generasi dan masyarakat secara keseluruhan.
Bila kita kaitkan antara generasi dengan pembangunan, maka keberadaan generasi tidak akan terlepas dari karakter dan ciri-ciri penduduk suatu bangsa beserta kondisinya.
Masalah penduduk yang meliputi jumlah, komposisi, persebaran, perubahan, pertumbuhan dan ciri-ciri penduduk berkaitan langsung dengan perhitungan-perhitungan pembangunan, baik konsep, tujuan maupun strategi pembangunan suatu bangsa.
Penduduk suatu bangsa dapat merupakan modal yang sangat penting bagi pembangunan (sumber daya), tetapi jika tidak dipelajari dan disesuaikan akan dapat menjadi faktor penghambat yang cukup penting pula.
Masing-masing negara mempunyai kebijakan regenerasi yang berbeda dalam menangani masalah penduduk dan dalam melakukan kaderisasi.
Pembangunan yang ideal ialah pembangunan yang harus disikapi dengan arif, cermat dan dengan konsep yang berkelanjutan (sustainable development), disesuaikan dengan kondisi dan karakter bangsa itu sendiri.
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang secara
berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumberdaya manusia dengan cara
menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam yang tersedia. Secara
implisit pengertian diatas mengandung makna beberapa aspek yaitu:
Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber alam
dengan kualitas lingkungan dan manusia semakin berkembang;
Sumber alam terutama udara, air dan tanah, memiliki ambang batas dimana pemanfaatan
yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya
alam sehingga mengurangi kemampuannya mendukung kehidupan umat manusia;
Kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup, sehingga semakin baik
mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara
lain tercermin pada meningkatnya usia harapan hidup, turunnya tingkat kematian, dan lain-
lain;
Pembangunan berkelanjutan memungkinkan generasi sekarang meningkatkan
kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan lagi generasi masa depan juga dapat
meningkat kesejahteraannay.
Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan dampak adanya batas, bukan batas
absolut akan tetapi batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial, mengenai
sumberdaya alam serta kemampuan bisofer menyerap pelbagai pengaruh dari kativitas manusia.
Teknologi dan organisasi dapat dikelola dan ditingkatkan guna memberi jalan bagi era baru
pembangunan ekonomi.
Dengan demikian strategi pembangunan berkelanjutan bermaksud mengembangkan
keselarasan baik antara umat manusia dengan alam. Keselarasan tersebut tentunya tidak bersifat
tetap, melainkan merupakan suatu proses yang dinamis. Proses pemanfaatan sumberdaya, arah
investasi, orientasi pengembangan teknologi, serta perubahan kelembagaan diselenggarakan secara
konsisten dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Oleh karena itulah dalam pembangunan
berkelanjutan, proses pembangunan ekonomi harus disesuaikan dengan kondisi penduduk serta
sumberdaya alam dan lingkungan yang ada di suatu wilayah tertentu.